STMIK Bandung
Kampus Merdeka Kemendikbud
Knowledge & Enterpreneurship University

Konferensi Asia - Afrika

18 April 2025
Berita
Rizky Septian, S.Kom

Bandung, 18 April 2025 — Kota Bandung kembali menjadi saksi sejarah saat negara-negara Asia dan Afrika berkumpul untuk memperingati 70 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA). Diadakan di Gedung Merdeka, tempat yang sarat nilai historis, konferensi tahun ini tidak hanya menjadi refleksi masa lalu, tapi juga penegasan komitmen negara-negara Global Selatan terhadap solidaritas, perdamaian, dan kerja sama yang berkelanjutan.

Peringatan yang mengusung tema “Membangun Dunia Baru: Keadilan, Kesetaraan, dan Solidaritas” ini dihadiri oleh perwakilan dari lebih dari 60 negara. Presiden Indonesia, Joko Widodo, dalam pidato pembukaannya menyatakan bahwa semangat Bandung tetap relevan di tengah dinamika geopolitik dunia yang terus berubah.

“Tujuh puluh tahun lalu, para pemimpin Asia dan Afrika menegaskan kemerdekaan dan kedaulatan bangsa-bangsa. Hari ini, kita menegaskan hak kita untuk pembangunan yang adil, setara, dan berkelanjutan,” ujar Presiden.

Konferensi ini menyoroti isu-isu strategis seperti dekolonisasi modern, ketimpangan global, serta transformasi digital yang inklusif. Beberapa forum diskusi juga membahas peran Global Selatan dalam reformasi arsitektur ekonomi dan politik internasional, terutama menyangkut representasi negara berkembang dalam lembaga multilateral.

Menteri Luar Negeri Afrika Selatan, Naledi Pandor, menggarisbawahi pentingnya memperkuat kerja sama Selatan-Selatan sebagai bentuk kemandirian kolektif dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim, krisis pangan, dan ketimpangan teknologi.

Sebagai bagian dari peringatan, digelar pula pameran dokumenter sejarah KAA, pertunjukan budaya lintas negara, serta deklarasi bersama yang menegaskan komitmen terhadap prinsip-prinsip Dasasila Bandung: penghormatan terhadap kedaulatan, tidak campur tangan urusan dalam negeri, dan penyelesaian sengketa secara damai.

Di tengah dunia yang kembali dilanda konflik dan ketimpangan, peringatan KAA 2025 menjadi pengingat bahwa kekuatan diplomasi solidaritas masih memiliki tempat. Seperti yang dikatakan oleh Sekjen Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), Hissein Brahim Taha, “Bandung bukan hanya memori, tapi visi untuk masa depan.”