Rabu, 26 November 2025, menjadi hari yang cukup berbeda bagi siswa kelas 12 IPA dan IPS di SMK Muhammadiyah 4 Bandung. Sejak pagi, suasana di lingkungan sekolah terasa lebih hidup. Ratusan siswa berkumpul di auditorium untuk mengikuti Kursus Data Analitik, sebuah kegiatan pembelajaran teknologi dari STMIK Bandung yang menjadi bagian dari Program Cetakan 1000 Talenta – Kampus Berdampak melalui kelas Pintar Analitik.
Kegiatan ini dihadirkan sebagai upaya untuk memperkenalkan keterampilan berbasis data kepada generasi muda yang sebentar lagi memasuki dunia perkuliahan maupun dunia kerja. STMIK Bandung berkomitmen menghadirkan pembelajaran teknologi yang relevan, aplikatif, dan dekat dengan realitas yang dihadapi para siswa.
Auditorium sekolah menjadi ruang belajar besar yang dipenuhi energi positif. Siswa duduk rapi membentuk kelompok besar, beberapa saling berdiskusi kecil, namun semuanya menunjukkan rasa penasaran yang sama. Ketika tim STMIK Bandung tiba, perhatian seluruh peserta terarah ke depan ruangan.
Acara dibuka dengan sambutan singkat dari guru pendamping, yang menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah peluang bagi siswa untuk mengenal dunia data dan teknologi lebih dekat. Pesan tersebut disambut antusias oleh para siswa karena topik data analitik masih tergolong baru bagi sebagian besar dari mereka.
Saat pemateri utama, Mina Ismu Rahayu, M.T, naik ke depan, suasana menjadi lebih fokus dan tertib. Beliau membuka sesi dengan penjelasan ringan mengenai peran data di era digital, disertai beberapa contoh sederhana yang dekat dengan kehidupan remaja. Ketika beliau menyampaikan bahwa “data adalah aset masa depan”, sebagian siswa langsung menunjukkan reaksi kagum. Kalimat itu menjadi pemantik awal yang membuat seluruh peserta semakin tertarik mengikuti sesi berikutnya.
Dalam kelas yang berlangsung sekitar dua jam, Mina membawakan materi Pintar Analitik dengan cara yang runtut dan ramah. Beliau memulai dengan konsep dasar mengenai apa itu data dan mengapa data menjadi salah satu fondasi utama dalam pengambilan keputusan.
Sesi berjalan sangat interaktif. Ketika Mina menjelaskan bagaimana perusahaan menggunakan data untuk membaca kebiasaan konsumen, banyak siswa terlihat mengangguk dan beberapa bahkan tersenyum karena merasa pernah mengalami hal yang sama. Mereka menjadi sadar bahwa banyak hal di sekitar mereka ternyata bekerja berdasarkan analisis data.
Mina kemudian melanjutkan dengan menunjukkan beberapa contoh grafik sederhana dan mengajak peserta menebak pola. Respons siswa beragam. Siswa IPA dengan cepat menyebutkan kecenderungan angka, sementara siswa IPS menambahkan konteks sosial yang mungkin memengaruhi pola tersebut. Kombinasi dua arah pandang ini membuat ruang belajar terasa hidup dan saling melengkapi.
Saat memasuki bagian yang lebih teknis, Mina tetap menjaga penyampaian agar tetap friendly. Beliau menggunakan analogi seperti “membersihkan lemari” untuk menjelaskan konsep data cleaning, atau “membaca tren teman sebaya” untuk menggambarkan pattern recognition. Cara-cara sederhana seperti ini membuat materi tetap mudah diikuti oleh seluruh peserta.
Yang paling mengena adalah ketika Mina memberi pesan penutup materi:
“Kalian tidak perlu ahli teknologi untuk mulai belajar data. Yang penting adalah keberanian memulai, karena data adalah bahasa masa depan dan kalian punya kesempatan untuk menguasainya sejak sekarang.”
Pesan tersebut membuat banyak siswa terlihat tersenyum bangga. Ada yang langsung berbisik kepada temannya bahwa mereka ingin melanjutkan kuliah di bidang TI. Momen itu mencerminkan keberhasilan kegiatan dalam membuka wawasan dan membangkitkan minat mereka.
Setelah sesi pembelajaran selesai, acara dilanjutkan dengan pemberian Piagam Kursus kepada beberapa siswa kelas 12 yang terpilih sebagai perwakilan peserta. Pemimpin sesi ini adalah Yus Jayusman, M.T, yang mewakili STMIK Bandung.
Ketika nama siswa dipanggil satu per satu, suasana auditorium menjadi lebih hangat. Teman-teman mereka memberi tepuk tangan sambil menyemangati. Para siswa yang menerima piagam terlihat bangga saat berdiri di depan, mengenakan seragam sekolah mereka yang rapi sambil memegang sertifikat.
Momen foto bersama menjadi bagian yang paling menyentuh. Piagam tersebut bukan hanya simbol keikutsertaan, tetapi gambaran nyata bahwa mereka telah menjadi bagian dari generasi yang siap memasuki dunia digital.Kegiatan sederhana ini memberi pengalaman berharga yang dapat memperkuat motivasi mereka untuk terus belajar.
Yus Jayusman juga sempat memberikan pesan singkat bahwa “keterampilan data adalah kemampuan yang akan membuka banyak kesempatan karier di masa depan”. Pesan tersebut memberikan sentuhan marketing yang kuat dan menjadi dorongan tambahan bagi siswa untuk memandang dunia teknologi sebagai peluang.
Kegiatan hari itu ditutup oleh Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 4 Bandung. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi mendalam untuk STMIK Bandung yang telah menghadirkan program edukatif seperti ini secara langsung di sekolah.
Beliau menekankan bahwa pembelajaran berbasis data harus diperkenalkan sejak dini. Tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan industri, tetapi juga untuk membangun pola pikir kritis pada siswa. Beliau menyampaikan bahwa kerja sama seperti ini harus terus dilanjutkan agar siswa dapat melihat jalur karier baru yang sesuai dengan perkembangan zaman.
Sambutan tersebut disampaikan dengan nada penuh harapan. Seluruh siswa mendengarkan dengan tenang, menunjukkan sikap hormat dan perhatian. Ada rasa bangga yang terpancar dari wajah mereka, seolah menyadari bahwa mereka adalah bagian dari program besar untuk membangun masa depan.
Kegiatan kursus data analitik yang diselenggarakan STMIK Bandung bukan sekadar program penyuluhan teknologi. Kegiatan ini menghadirkan pengalaman belajar yang relevan, menyenangkan, dan bermakna, khususnya bagi siswa yang sebentar lagi akan menentukan masa depan pendidikan mereka.
Yang paling penting, mereka memperoleh kepercayaan diri bahwa dunia teknologi tidak jauh dari jangkauan mereka.
Dan pada hari itu, STMIK Bandung berhasil mewujudkan semangat Kampus Berdampak, membawa ilmu dari kampus langsung ke ruang belajar sekolah, serta menanamkan nilai bahwa talenta digital bisa lahir dari mana saja.
Acara ditutup dengan suasana hangat dan senyum bangga dari para siswa. Mereka meninggalkan auditorium dengan membawa insight baru, motivasi yang lebih kuat, dan harapan akan peluang masa depan yang lebih luas.